Jumat, 18 Maret 2016

Kami Anak-anak IPS, BUKAN ANAK TIRI

Selamat sore pembaca yang baik hati karena sudah berbaik hati membuka blog saya yang mburadul, ciakk {HUUU EMANG BLOG INI ADA YANG BACAAAAA?

udahlah.... hehe.
blog ini aku tulis di sela-sela kesibukan mempersiapkan UTS [kebiasaan tidak baik
hah sudahlahhhhhhh.

to the point.
agan2 dan aganwati2
semasa SMA ,kalau aq sih MA. adalah masa-masa yang indah selama bersekolah, karena kita akan menjalani 3 tahun kebahagiaan yang luar biasa.
ketika kita mulai masuk ke jenjang ini, pasti kita dihadapkan pada 2 pilihan, masuk IPA atau IPS?
kalo aq sih masuknya IPS [anak bau candi dan fosil], karena memang itu kemampuanku.
aku masih bingung dengan pendidikan Indonesia yang katanya menyesuaikan potensi diri dan kemampuan setiap siswa, tapi kenapa, kenapa anak-anak IPS selalu di nomor duakan, jelas-jelas kami memilih jurusan itu karena kemampuan kami.

katanya anak IPS itu bodoh-bodoh. urakan. gaduh, pembolos, tidak mengindahkan aturan, jadi anak tiri.
tapi, menurutku tidak semua anak IPS itu seperti yang aku sebutkan diatas.

kita selalu diremehkan, di nomorduakan, di anggap sampah sekolah, dianggap enteng oleh kebanyakan orang terutama anak-anak bau rumus. IPA bahkan beberapa guru kita dan masyarakat sekitar kita. kalau begini kapan menjadikan kita pintar
katanya, pendidikan akan membuat anak-anak pandai dalam bidangnya sendiri, ciahh, omong kosong!

katanya anak IPA itu adalah generasi insinyur, dokter, polisi
sedangkan anak IPS katanya adalah generasi tukang kayu, tukang batu, tukang becak....

anak IPA jika di perguruan tinggi bisa seenaknya masuk di study IPS, sedangkan anak IPS tidak bisa masuk ke study IPA...nggak adil.

sebenarnya apa istimewanya sih anak-anak IPA?
apa karena mereka itu pintar hitungan, hapal rumus-rumus, haaaaaaahhhh, aku kira sama saja dengan kita, gak ada istimewanya.
anak-anak IPA cuma mbulet diajari angka-anga itu melulu.
sedangkan anak IPS diajari lebih luas wawasannya.

Yang lebih membingungkan lagi adalah, ketika ada anak yang mengikuti lomba fisika, matematika, biologi, atau kimia, entah menang atau kalah, pasti mereka tetap dipuji sebagai anak pintar, cerdas, smart.
tapi bila ada seorang anak yang mengikuti lomba sosiologi, sejarah, ekonomi, atau geografi, kalapun dia menang juara 1 tingkat nasional, ttap tidak ada yang peduli. hah, gak adil

seorang psikolog Eropa [saya lupa namanya] pernah menguji orang-orang berotak eksak [IPA] dengan humaniora ]IPS], dia mengatakan kalau anak-anak eksak otaknya sudah terkontrol dengan hal-hal yang pasti, merka tidak percaya dengan suatu hal sebelum melakukannya sendiri. Sedangkan orang-orang humaniora adalah orang-orang yang mengira-ira, tidak pasti. mereka akan belajar dari sejarah dan pengalaman dahulu sebelum benar-benar melaksanakan sesuatu.
kemudian setelah itu ada sebuah pernyataan "LOMPAT DARI GEDUNG BISA MATI"
orang-orang eksak pasti belum mempercayaiya sebelum praktek, akhirnya praktek dan... kalian bisa bayangkan sendiri.
sedangkan orang-orang humaniora akan melihat sebuah pengalaman dan sejarah lebih dulu, karena sudah tau akibatnya, merekapun menolak untuk melakukan kegiatan tadi.
haaahh, lupakan, itu hanya ulasan dari blog yang aku baca kemarin.

ribgkasannya
orang-orang eksak apaila ada pertanyaan 4x3=12
sedangkan anak IPS, 4x3=3x4=2x6 [dan seterusnya, prinsip bisa jadi bisa jadi]

sudahlah, itu hanya ulasan, yag terpenting sekarang adalah bagaimana kita menjalani pendidikan kita dengan baik. tidak perlu memikirkan eksak atau humaniora, yang terpenting adalah rajin belajar


FP
KITA ANAK-ANAK IPS, BUKAN ANAK TIRI.
KITA YANG SELALU DIANGGAP SAMPAH
KITA YANG SELALU DIANGGAP REMEH
KITA YANG SELALU DIANGGAP URAKAN
TAPI DIBALIK ITU SEMUA, SEBENARNYA KITA CARI PERHATIAN SUPAYA KITA LEBIH DIPERHATIKAN SEPERTI ANAK-ANAK IPA.
HIDUP IPS... lebay loeh
APA SALAHNYA BILA MENJALANI SEKOLAH SEBAGAI ANAK SOSIAL?
APA KITA TIDAK PANTAS MENJADI ORANG SUKSES
APA KITA TIDAK PANTAS MENYANDANG PREDIKAT ANAK-ANAK PINTAR?
AAAAAAAAAAAAAAAAA

Jumat, 04 Maret 2016

Curhatan Sang Korban Bully

hallo, selamat pagi. selamat datang di blog anehku. ini merupakan blog pertamaku, jadi harap maklum kalau saja tulisannya nggak bagus, berantakan, atau barang kali ada unsur typo.
selamat membaca......

bully, kalian kalau denger kata itu hal apa yang terlintas di pikiran kalian?
kekerasan di sekolah, hinaan-hinaan, caci maki, penindasan, intimidasi.....
yap, itu semua termasuk dalam kategori bullying.

hahaha, cukup basa-basinya. kali ini aku akan curhat tentang perbullyan yang aku alami.
kejadian ini berlangsung ketika aku kelas 9 SMP guys.

Saat itu tahun ajaran baru. seperti biasanya, semua anak di SMP-ku melakukan tes IQ untuk menentukan kelas apa yang pantas di dapat. Statusku saat itu masih kelas 8E, kelas yang sering disebut sebagai kelas berkumpulnya anak-anak aneh , tapi menurutku kelas itu adalah kelas paling mengasyikkan dan sangat menjunjung tinggi nilai persahabatan. Aku menjawab soal-soal tes IQ dengan apa adanya, alias denga jujur. Aku selalu berharap supaya aku mendapatkan kelas unggulan {9A, 9B, 9C) ketiga kelas unggulan itu selalu menjadi impian siswa-siswi di sekolahku, soalnya disitulah tempat berkumpulnya anak-anak pintar (ceilahhhhhh).

saat hasil tes IQ sudah keluar, tibalah hari pegumuman penentuan kelas. nama-nama calon penghuni masing-masing kelas di tempel di kaca.Aku mencari namaku di kertas pengumuman mulai dari kelas 9A-H, hingga kutemukan namaku di kelas 9B, waaaaaahhhhh, seneng banget, ternyata aku masuk dalam salah satu kelas unggulan.

hari pertamaku di kelas 9B serasa istimewa, kulihat wajah-wajah teman sekelasku yang kelihatan intelek-intelek, kecuali aku yang kelihatan biasa-biasa ajah. tapi, kenapa hanya aku yang dari kelas 8E? Hampir semua anak di kelas ini tidak kukenali.

aku mencoba berkenalan dengan teman-teman baruku, tapi, mereka begitu angkuh bia ku ajak berkenalan, mereka menatapku dengan sinis. apa yang salah?

beberapa hari berlalu, aku duduk di bangku paling pojok, bangku yang seharusnya tidak kutempati karena aku memiliki gangguan mata. aku satu bangku dengan seseorang yang menurutku begitu cuek denganku. walau kami satu bangku, kami jarang sekali berbicara, padahal aku ingin sekali menjalin pertemanan dengan dia.

kelasku ini di enuhi anak-anak terkenal, pintar, dan anak-anak orang kaya. dari kelas 7 mereka selalu berada di kelas unggulan, pantas saja mereka tidak mengenalku. mereka seakan meremehkanku dalam segala hal, sering menjadikan aku cadangan yang tidak berguna, dan lambat-laun mereka mulai menghinaku seakan aku selalu di bawah mereka semua.

hal yang paling membekas di benakku adalah ketika aku di hajar oleh salah satu teman sekelasku, masih mending itu cewek, lha ini...dia cowok. kejadian bermula ketika pelajaran bahasa inggris, aku di suruh maju ke depan oleh guruku untuk membacakan teks. saat aku berada di depan aku tidak mengenakan kacamataku sehingga aku membacanya terlalu dekat dan agak "merem." Sontak seluruh kelas menertawaiku terutama anak laki-laki, aku begitu malu dan menyalahkan diriku.

jam istirahat tiba, anak laki-laki masih saja menghinaku dan menertawaiku seenak jidat mereka. aku begitu tersakiti, saat itu tidak ada seorangpun yang membela atapun mendampingiku. Aku hanya sendiri, just alone.

kemudian salah satu temanku mengikutiku sambil menertawakan dan menghinaku. dia cowok, tapi mental cewek. langsung saja aku tarik tangannya dan kudorog dia hingga hampir masuk selokan. dia amat ketakutan dan melaporkannya kepada salah satu temanku yang bisa dibilang jagoan kelas.

Pelajaran TIK  tiba, ini adalah pelajaran terakhir hari ini. seusai keluar dari laboratorium, aku lagsung hadang oleh temanku yang jagoan tadi. tiba-tiba aku langsung i hajar, di pukuli, dan di tarik. aku membalasnya sebisaku, tentu saja aku kalsh, aku cewek, dia cowok (tapi mental cewek). Semua anak menertawaiku dan makin mencibirku, tiada yang meleraiku, hampir saja air mataku jatuh, aku langsung menghindar dan lari keluar sekolah,

saat perjalan pulang, kutumpahkan air mataku di hadapan sahabatku, namanya Septi. dia malah ikut sedih melihatku, dia berusaha menghibur dan menyeangatiku. aku tak kuasa bercerita segala hal padanya di sepanjang jalan.

hari-hari  berlalu. kurasakan hari-hariku di sekolah begitu kelam nan kelabu. hujan hinaan menjadi mekananku sehari-hari selepas kejadian perkelahian itu. aku sering dihina habis-habisan oleh semua teman-teanku. ku mersakan sakit hati yang sangat sakit sekali hingga aku sampai tidak tau rasanya sakit. laki-laki, perempuan, semua menghinaku. Ada yang menghinaku "Kadal," "Buaya," Virus mers," "Alien." pokoknya banyak deh. aku begitu terhina, ingin rasanya aku pindah kelas bahkan berhenti sekolah. saat itu aku tidak pernah menharapkan pagi datang dengan cepat. aku selalu lesu tak bersemangat, kelas 9B NERAKA. hinaaan selalu kudapat, dan aku sering menitihkan air mataku sendirian. Biarpun begitu, aku selalu berusaha tersenyu dan ramah pada mereka.

mereka selalu memandangku rendah, jijik, buruk.
apa salahku? apa salah bila aku membela harga diri?

waktu kelulusan tiba. aku berencana masuk ke sebuah SMK favorit yang kudambakan dari dulu. sekolah itu sudah berstandar internasional, tapi aku baru tau kalau sebagian besar teman-teman sekelasku akan masuk kesana. aku mengurungkan niatku, aku membatalkan masuk ke sekolah itu, padahal NEM-ku cukup untuk masuk kesana. akupun akhirnya menaftar di sebuah sekolah madarasah MAN 2 Semarang yang dulunya MAN Tengaran.

teman-temanku menertawaiku habis-habisan begitu tau aku akan masuk kesana, aku sakit  hati. kata mereka, aku tidak akan menjadi orang sukses bila masuk ke sekolah itu? tapi ini jalan yang harus kutmpuh demi menghindari teman-temanku dan jauh dari kata perbulyan lagi.

namun sepertinya Allah berencana lain. aku begitu bahagia masuk di MAN 2 Semarang, aku measuk di jurusan ips dan di tempatkan di kelas X.IIS.2, aku sama sekali tidak kecewa masuk kesana.

kulihat sebuah pernedaan besar terjadi, di kelasku sekaranng ini berbeda 180 derajat dengan 9B. Teman-temannya baik, ramah, pandai bergaul, dan semuanya berhasil akrab denganku. mereka begitu senang bila berteman denganku, aku di sana cukup dihargai. cewek maupun cowok semua tidak saling membedakan, tidak saling membenci. hal ini mengingatkanku pada kelas 8E, suasananya hampir serupa denga sekrang ini. aku bersyukur bisa mengenal mereka, mungkin ini jalan dari Allah yang di tujukan kepadaku, dan balasan atas kesabaranku menghadapi perbullyan yang menyakitkan. alhamdulillah.

fp:

UNTUK ALUMNI 9B, AKU BERPESAN PADA KALIAN AGAR JANGAN MENGULANGI PERBUATAN KALIAN PADA TEMAN-TEMAN BARU KALAN.
JIKA KELAK AKU MENJADI ORANG SUKSES, KALIAN AKAN KECEWA TELAH MENGHINAKU... KALIAN BELUM MENGENAL SIAPA AKU... TERIMA KASIH TELAH MEMBULLYKU... THANKS.

BUAT X.IIS.2 MAN 2 SEMARANG, KALIAN SEMUA PERFECT, KALIAN ADALAH TEMAN YANG SEBENARNYA.... I LOVE ALL

BUAT BUNSEP, OROCHIMARIATI, AKAMARU, ZOEARN, SYAHHYUN, HANYUN.. SEMOGA KALIAN MEMBACA ARTIKEL SAHABATMU INI.. MAKASIH

sekian........